MAKALAH PRATIKUM SISTEM OPERASI
“ Operasi Input Output ”
Disusun
Oleh :
Nama : Ahmad Solihin
NIM : 20160810006
Prodi : Sistem Operasi
LABORATORIUM PRATIKUM
FAKULTAS KOMPUTER UNIVERSITAS KUNINGAN
TAHUN 2016/2017
KATA
PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
pertolonganNya saya berhasil menyelesaikan makalah “Manajemen I/O”
ini. Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Sistem Operasi. Dalam makalah ini terkandung definisi serta semua
pembahasan tentang Manajemen I/O. Makalah ini di susun juga agar
supaya para pembaca bisa mengerti dan memahami tentang apa itu
Manajemen I/O.
Dalam penyusunan makalah ini ada banyak pihak yang membantu,
untuk itu saya berterimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini masih
belum bisa di katakan sempurna karena masih banyak yang masih perlu
untuk di perbaiki untuk itu saya harap para pembaca bisa memahami
serta memberi saran yang baik. Semoga makalah ini dapat berguna bagi
para pembaca dan bagi Dosen mata kuliah Sistem Operasi yang akan
memeriksa serta membacanya.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sistem
Operasi adalah bagian yang sangat penting bagi semua sistem komputer.
Secara umum sistem komputer terbagi atas hardware , sistem operasi,
program aplikasi, dan user. hardware terdiri atas CPU, memori {XE
“memori”} dan I/O device yang merupakan resource-resource dasar.
Program aplikasi berisi compiler, basis data, game dan
program-program bisnis, yang merupakan suatu cara atau alat yang mana
resource-resource akan di akses untuk menyelesaikan masalah user.
Pekerjaan
utama yang paling sering dilakukan oleh sistem computer selain
melakukankomputasi adalah Masukan/Keluaran (M/K) atau sering dikenal
dengan Input/Output (I/O). Dalam kenyataannya, waktu yang digunakan
untuk komputasi lebih sedikit dibandingkan waktu untuk I/O. Ditambah
lagi dengan banyaknya variasi perangkat I/O sehingga membuat
manajemen I/O menjadi komponen yang penting bagi sebuah sistem
operasi..
B. Rumusan Masalah
A. Pengertian
Manajemen I/O
B. Klasifikasi
perangkat I/O
C. Prinsip
manajemen perangkat I/O
D.
Masalah-masalah manajemen I/O
E. Hirarki
manajemen perangkat I/O
F. Buffering
I/O
G. Clock
C. Tujuan
Adapun tujuan dari
pembuatan makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1. Untuk
memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Sistem Operasi
2. Menambah
pengetahuan tentang Manajemen Input Output
BAB
II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN
MANAJEMEN I/O
Sering
disebut device manager. Menyediakan “device driver” yang umum
sehingga operasi I/O dapat seragam (membuka, membaca, menulis,
menutup). Contoh: pengguna menggunakan operasi yang sama untuk
membaca file pada hard-disk, CD-ROM dan floppy disk.
Komponen
Sistem Operasi untuk sistem I/O :
•
Buffer : menampung sementara data dari/ke perangkat I/O.
•
Spooling : melakukan penjadwalan pemakaian I/O sistem supaya lebih
efisien (antrian dsb.).
•
Menyediakan “driver” untuk dapat melakukan operasi “rinci”
untuk perangkat keras I/O tertentu.
Manajemen
perangkat masukan/keluaran merupakan aspek perancangan sistem
operasi
terluas dan kompleks karena sangat beragamnya perangkat dan
aplikasinya.
Dalam
sistem komputer manajemen i/o sangat diperlukan karena i/o adalah
sarana user untuk bisa berkomunikasi dengan komputer. Contoh
perangkat i/o seperti keyboard, mice, audio controllers, video
controllers, disk drives, networking ports, dll. Manajemen i/o pun
diperlukan agar user dapat langsung menggunakan perangkat i/o tanpa
harus menginialisasi terlebih dahulu. Oleh karena itu, dalam setiap
system operasi selalu terdapat i/o manager.
i/o
manager memungkinkan perangkat i/o untuk bisa berkomunikasi dengan
subsistem user-mode. i/o manager menerjemahkan perintah read dan
write menjadi read dan write IRP (i/o request packets) yang
dilanjutkan oleh driver perangkat. Atau bahasa mudahnya i/o manager
menyediakan “device driver” yang umum sehingga operasi i/o dapat
seragam (membuka, membaca, menulis, menutup). Contoh: pengguna
menggunakan operasi yang sama untuk membaca file pada hard-disk,
CD-ROM dan floppy disk.
MANAJEMEN I/O PADA
WINDOWS
Dalam
windows sistem i/o menyediakan model driver berlapis yang dinamakan
stack. Biasanya IRP akan berpindah dari satu driver ke driver lain
dalam satu stack yang sama ke fasilitas komunikasi. Misalkan mouse
ketika digunakan harus berkomunikasi dengan USB hub, kemudian USB hub
harus berkomunikasi dengan USB Host Controller, selanjutnya USB Host
Controller harus berkomunikasi melalui PCI bus ke seluruh hardware
computer. Maka stack akan berisi mouse driver, USB hub, USB Host
Controller, dan PCI bus. Pada windows semua kelas perangkat berbagi
driver umum yang disebut “port driver”. Port driver
mengimplementasikan operasi standard untuk suatu kelas dan “calls
device-spesific routine” yang kemudian mengimplementasikan fungsi
“device-spesific”.
i/o
manager pada windows mempunyai 2 sub component yaitu: Plug and Play
manager and power manager. PnP manager adalah teknologi PnP milik
Microsoft yang berfungsi untuk mengenali dan mengadaptasi perubahan
pada konfigurasi hardware. Agar Pnp bekerja maka perangkat dan
drivernya harus memenuhi standar PnP. Pnp manager secara otomatis
mengenali perangkat yang dipasang dan mendeteksi perubahan pada
perangkat seiring sistem beroperasi. Pnp manager pun tetap mengawasi
sumber daya yang digunakan oleh perangkat, dan juga potensi jika
sumber daya tersebut digunakan serta menangani “loading” driver
tersebut. Dilain sisi, power manager ikut berperan dalam mengurangi
komsumsi tenaga pada perangkat. Sehingga suatu perangkat dapat diset
dalam mode “low-power”(sleep mode) ketika tidak digunakan, dan
dapat langsung dipakai ketika diperlukan.
MANAJEMEN
I/O PADA LINUX
Dalam
Linux system i/o kurang lebih mirip dengan yang terdapat pada Unix.
User dapat membuka saluran akses ke perangkat sama seperti membuka
file-perangkat lain yang tampak sebagai objek dalam file sistem.
Linux membagi semua perangkat i/o menjadi 3 kelas: “block devices”,
“character devices”, dan “network devices”.
“Block
devices” yaitu menyimpan, menerima, dan mengirim informasi sebagai
blok-blok berukuran tetap yang berukuran 128 sampai 1024 byte dan
memiliki alamat tersendiri, sehingga memungkinkan membaca atau
menulis blok-blok secara independen, yaitu dapat membaca atau menulis
sembarang blok tanpa harus melewati blok-blok lain. Contoh : disk,
tape, CD ROM, optical disk. Fungsi “block devices” sendiri
didukung oleh 2 sistem component, block buffer cache dan request
manager. Block buffer cache bertugas sebagai pool dari buffer i/o
aktif dan cache dari “completed i/o”. “Request manager”
adalah lapisan software yang mengelola konten read dan write buffer
dari dan menuju block-device driver.
“Character
devices” yaitu perangkat yang menerima, dan mengirimkan aliran
karakter tanpa membentuk suatu struktur blok. Contoh : terminal, line
printer, pita kertas, kartu-kartu berlubang, mouse. Perangkat ini
tidak memerlukan random access untuk sebuah block data. Akan tetapi,
tiap perangkat telah memiliki berbagai fungsi yang telah terdaftar
pada kernel yang diimplementasikan pada file operasi i/o.
Sedangkan
“network devices” berbeda dengan block atau character devices,
user harus berkomunikasi secara tidak langsung dengan cara harus
membuka sambungan dengan subsistem jaringan kernel.
FUNGSI
MANAJEMEN I/O
a.
Mengirim perintah ke perangkat I/O agar menyediakan layanan.
b.
Menangani interupsi perangkat I/O.
c.
Menangani kesalahan perangkat I/O.
d.
Menyediakan interface ke pemakai.
KLASIFIKASI
PERANGKAT I/O
Perangkat
I/O dapat dikelompokkan berdasarkan :
Sifat aliran datanya, yang terbagi atas :
Perangkat berorientasi blok.
Yaitu
menyimpan, menerima, dan mengirim informasi sebagai blok-blok
berukuran tetap yang berukuran 128 sampai 1024 byte dan memiliki
alamat tersendiri, sehingga memungkinkan membaca atau menulis
blok-blok secara independen, yaitu dapat membaca atau menulis
sembarang blok tanpa harus melewati blok-blok lain. Contoh :
disk,tape,CD ROM, optical disk.
2 .
Perangkat berorientasi aliran karakter.
Yaitu
perangkat yang menerima, dan mengirimkan aliran karakter tanpa
membentuk suatu struktur blok. Contoh : terminal, line printer, pita
kertas, kartu-kartu berlubang, interface jaringan, mouse.
Sasaran komunikasi, yang terbagi atas :.
Perangkat yang terbaca oleh manusia.
Perangkat
yang digunakan untuk berkomunikasi dengan manusia.
Contoh
: VDT (video display terminal) : monitor, keyboard, mouse.
Perangkat yang terbaca oleh mesin.
Perangkat
yang digunakan untuk berkomunikasi dengan perangkat elektronik.
Contoh : Disk dan tape, sensor, controller.
Perangkat komunikasi.
Perangkat
yang digunakan untuk komunikasi dengan perangkat jarak jauh. Contoh :
Modem.
Faktor-faktor
yang membedakan antar perangkat :
o
Kecepatan transmisi data (data rate).
o
Jenis aplikasi yang digunakan.
o
Tingkat kerumitan dalam pengendalian.
o
Besarnya unit yang ditransfer.
o
Representasi atau perwujudan data.
o
Kondisi-kondisi kesalahan.
TEKNIK
PEMOGRAMAN PERANGKAT I/O
Terdapat
3 teknik, yaitu :
I/O terprogram atau polling system.
Ketika
perangkat I/O menangani permintaan, perangkat men-set bit status di
register status perangkat. Perangkat tidak memberitahu ke pemroses
saat tugas telah selesai dilakukan sehingga pemroses harus selalu
memeriksa register tersebut secara periodik dan melakukan tindakan
berdasar status yang dibaca. Software pengendali perangkat (driver)
dipemroses harus mentransfer data ke/dari pengendali. Driver
mengekseksui perintah yang berkomunikasi dengan pengendali (adapter)
di perangkat dan menunggui sampai operasi yang dilakukan perangkat
selesai.
Driver
berisi kumpulan instruksi :
1
Pengendalian.
Berfungsi
mengaktifkan perangkat eksternal dan memberitahu yang perlu
dilakukan. Contoh : unit tape magnetik diinstruksikan untuk kembali
ke posisi awal, bergerak ke record berikut, dan sebagainya.
2
Pengujian.
Berfungsi
memeriksa status perangkat keras berkaitan dengan perangkat I/O.
3
Pembacaan/penulisan
Berfungsi
membaca/menulis untuk transfer data antara register pemroses dan
perangkat eksternal.Masalah utama I/O terprogram adalah pemroses
diboroskan untuk menunggu dan menjagai operasi I/O. Diperlukan teknik
lain untuk meningkatkan efisiensi pemroses.
B.
I/O dikendalikan interupsi.
Teknik
I/O dituntun interupsi mempunyai mekanisme kerja sebagai berikut :
o
Pemroses memberi instruksi ke perangkat I/O kemudian melanjutkan
melakukan pekerjaan lainnya.
o
Perangkat I/O akan menginterupsi meminta layanan saat perangkat telah
siap bertukar data dengan pemroses.
o
Saat menerima interupsi perangkat keras (yang memberitahukan bahwa
perangkat siap melakukan transfer), pemroses segera mengeksekusi
transfer data.
Keunggulan
:
o
Pemroses tidak disibukkan menunggui dan menjaga perangkat I/O untuk
memeriksa status perangkat.
Kelemahan
:
o
Rate transfer I/O dibatasi kecepatan menguji dan melayani operasi
perangkat.
o
Pemroses terikat ketat dalam mengelola transfer I/O. Sejumlah
intruksi harus dieksekusi untuk tiap transfer I/O.
C.
Dengan DMA (direct memory access).
DMA
berfungsi membebaskan pemroses menunggui transfer data yang dilakukan
perangkat I/O. Saat pemroses ingin membaca atau menulis data,
pemroses memerintahkan DMA controller dengan mengirim informasi
berikut :
o Perintah
penulisan/pembacaan.
o Alamat perangkat
I/O.
o Awal lokasi memori
yang ditulis/dibaca.
o Jumlah word (byte)
yang ditulis/dibaca.
Setelah
mengirim informasi-informasi itu ke DMA controller, pemroses dapat
melanjutkan kerja lain. Pemroses mendelegasikan operasi I/O ke DMA.
DMA mentransfer seluruh data yang diminta ke/dari memori secara
langsung tanpa melewati pemroses. Ketika transfer data selesai, DMA
mengirim sinyal interupsi ke pemroses. Sehingga pemroses hanya
dilibatkan pada awal dan akhir transfer data. Operasi transfer antara
perangkat dan memori utama dilakukan sepenuhnya oleh DMA lepas dari
pemroses dan hanya melakukan interupsi bila operasi telah selesai.
Keunggulan :
o Penghematan waktu
pemroses.
o Peningkatan
kinerja I/O.
EVOLUSI PERANGKAT
I/O
Sistem komputer
mengalami peningkatan kompleksitas dan kecanggihan
komponen-komponennya, yang sangat tampak pada fungsi-fungsi I/O
sebagai berikut :
a. Pemroses
mengendalikan perangkat I/O secara langsung.
Masih digunakan
sampai saat ini untuk perangkat sederhana yang dikendalikan
mikroprosessor sehingga menjadi perangkat berintelijen (inteligent
device).
b. Pemroses
dilengkapi pengendali I/O (I/O controller).
Pemroses menggunakan
I/O terpogram tanpa interupsi, sehingga tak perlu memperhatikan
rincian-rincian spesifik antarmuka perangkat.
c. Perangkat
dilengkapi fasilitas interupsi.
Pemroses tidak perlu
menghabiskan waktu menunggu selesainya operasi I/O, sehingga
meningkatkan efisiensi pemroses.
d. I/O controller
mengendalikan memori secara langsung lewat DMA.
Pengendali dapat
memindahkan blok data ke/dari memori tanpa melibatkan pemroses
kecuali diawal dan akhir transfer.
e. Pengendali I/O
menjadi pemroses terpisah.
Pemroses
pusat mengendalikan.memerintahkan pemroses khusus I/O untuk
mengeksekusi program I/O di memori utama. Pemroses I/O mengambil dan
mengeksekusi intruksi-intruksi ini tanpa intervensi pemroses pusat.
Dimungkinkan pemroses pusat menspesifikasikan barisan aktivitas I/O
dan hanya diinterupsi ketika seluruh barisan intruksi diselesaikan.
f. Pengendali I/O
mempunyai memori lokal sendiri.
Perangkat I/O dapat
dikendalikan dengan keterlibatan pemroses pusat yang minimum.
Arsitektur
ini untuk pengendalian komunikasi dengan terminal-terminal
interaktif. Pemroses I/O mengambil alih kebanyakan tugas yang
melibatkan pengendalian terminal.
Evolusi
bertujuan meminimalkan keterlibatan pemroses pusat, sehingga pemroses
tidak disibukkan dengan tugas I/O dan dapat meningkatkan kinerja
sistem.
PRINSIP MENEJEMEN
PERANGKAT I/O
Terdapat dua sasaran
perancangan I/O, yaitu :
a. Efisiensi.
Aspek penting karena
operasi I/O sering menimbulkan bottleneck.
b. Generalitas
(device independence).
Manajemen
perangkat I/O selain berkaitan dengan simplisitas dan bebas
kesalahan, juga menangani perangkat secara seragam baik dari cara
proses memandang maupun cara sistem operasi mengelola perangkat dan
operasi I/O.
Software
diorganisasikan berlapis. Lapisan bawah berurusan menyembunyikan
kerumitan perangkat keras untuk lapisan-lapisan lebih atas. Lapisan
lebih atas berurusanmemberi antar muka yang bagus, bersih, nyaman dan
seragam ke pemakai.
MASALAH – MASALAH
DALAM MENEJEMEN I/O
a. Penamaan yang
seragam (uniform naming).
Nama berkas atau
perangkat adalah string atau integer, tidak bergantung pada perangkat
sama sekali.
b. Penanganan
kesalahan (error handling).
Umumnya penanganan
kesalahan ditangani sedekat mungkin dengan perangkat keras.
c. Transfer sinkron
vs asinkron.
Kebanyakan
I/O adalah asinkron. Pemroses mulai transfer dan mengabaikan untuk
melakukan kerja lain sampai interupsi tiba. Program pemakai sangat
lebih mudah ditulis jika operasi I/O berorientasi blok. Setelah
perintah read, program kemudian ditunda secara otomatis sampai data
tersedia di buffer.
d. Sharable vs
dedicated.
Beberapa
perangk dapat dipakai bersama seperti disk, tapi ada juga perangkat
yang hanya satu pemakai yang dibolehkan memakai pada satu saat.
Contoh : printer.
Hirarki manajemen
perangkat I/O
Hirarki manajemen
perangkat I/O :
Interrupt
handler.
Interupsi
harus disembunyikan agar tidak terlihat rutin berikutnya. Device
driver di blocked saat perintah I/O diberikan dan menunggu interupsi.
Ketika interupsi terjadi, prosedur penanganan interupsi bekerja agar
device driver keluar dari state blocked.
Device drivers.
Semua
kode bergantung perangkat ditempatkan di device driver. Tiap device
driver menangani satu tipe (kelas) perangkat dan bertugas menerima
permintaan abstrak perangkat lunak device independent diatasnya dan
melakukan layanan permintaan.
Mekanisme kerja
device driver :
o Menerjemahkan
perintah abstrak menjadi perintah konkret.
o Setelah ditentukan
perintah yang harus diberikan ke pengendali, device driver mulai
menulis ke register-register pengendali perangkat.
o Setelah operasi
selesai dilakukan perangkat, device driver memeriksa status
kesalahan yang terjadi.
o Jika berjalan
baik, device driver melewatkan data ke perangkat lunak device
independent.
o Kemudian device
driver melaporkan status operasinya ke pemanggil.
Perangkat lunak
device independent.
Bertujuan membentuk
fungsi-fungsi I/O yang berlaku untuk semua perangkat dan memberi
antarmuka seragam ke perangkat lunak tingkat pemakai.
Fungsi-fungsi lain
yang dilakukan :
o Sebagai interface
seragam untuk seluruh device driver.
o Penamaan
perangkat.
o Proteksi
perangkat.
o Memberi ukuran
blok perangkat agar bersifat device independent.
o Melakukan
buffering.
o Alokasi
penyimpanan pada block devices.
o Alokasi dan
pelepasan dedicated devices.
o Pelaporan
kesalahan.
Perangkat lunak
level pemakai.
Kebanyakan
perangkat lunak I/O terdapat di sistem operasi. Satu bagian kecil
berisi pustaka-pustaka yang dikaitkan pada program pemakai dan
berjalan diluar kernel. System calls I/O umumnya dibuat sebagai
prosedur-prosedur pustaka. Kumpulan prosedur pustaka I/O merupakan
bagian sistem I/O. Tidak semua perangkat lunak I/O level pemakai
berupa prosedur- prosedur pustaka. Kategori penting adalah sistem
spooling. Spooling adalah cara khusus berurusan dengan perangkat I/O
yang harus didedikasikan pada sistem multiprogramming.
BUFFERING I/O
Buffering
adalah melembutkan lonjakan-lonjakan kebutuhan pengaksesan I/O,
sehingga meningkatkan efisiensi dan kinerja sistem operasi.
Terdapat beragam
cara buffering, antar lain :
a. Single buffering.
Merupakan
teknik paling sederhana. Ketika proses memberi perintah untuk
perangkat I/O, sistem operasi menyediakan buffer memori utama sistem
untuk operasi.Untuk perangkat berorientasi blok.Transfer masukan
dibuat ke buffer sistem. Ketika transfer selesai, proses memindahkan
blok ke ruang pemakai dan segera meminta blok lain. Teknik ini
disebut reading ahead atau anticipated input. Teknik ini dilakukan
dengan harapan blok akan segera diperlukan. Untuk banyak tipe
komputasi, asumsi ini berlaku. Hanya di akhir pemrosesan maka blok
yang dibaca tidak diperlukan.
Keunggulan :
Pendekatan
in umumnya meningkatkan kecepatan dibanding tanpa buffering. Proses
pemakai dapat memproses blok data sementara blok berikutnya sedang
dibaca. Sistem operasi dapat menswap keluar proses karena operasi
masukan berada di memori sistem bukan memori proses pemakai.
Kelemahan :
o Merumitkan sistem operasi karena harus mencatat pemberian
buffer-buffer sistem e proses pemakai.
o
Logika swapping juga dipengaruhi. Jika operasi I/O melibatkan disk
untuk swapping, maka membuat antrian penulisan ke disk yang sama yang
digunakan untuk swap out proses. Untuk menswap proses dan melepas
memori utama tidak dapat dimulai sampai operasi I/O selesai, dimana
waktu swapping ke disk tidak bagus untuk dilaksanaka Buffering
keluaran serupa buffering masukan. Ketika data transmisi, data lebih
dulu dikopi dari ruang pemakai ke buffer sistem. Proses pengirim
menjadi bebas untuk melanjutkan eksekusi berikutnya atau di swap ke
disk Jika perlu. Untuk perangkat berorientasi aliran karakter.
Single buffering
dapat diterapkan dengan dua mode, yaitu :
o Mode line at a
time.
Cocok untuk terminal mode gulung (scroll terminal atau dumb
terminal). Masukan pemakai adalah satu baris per waktu dengan enter
menandai akhir baris. Keluaran terminal juga serupa, yaitu satu baris
per waktu. Contoh mode ini adalah printer. Buffer digunakan untuk
menyimpan satu baris tunggal. Proses pemakai ditunda selama masukan,
menunggu kedatangan satu baris seluruhnya.
Untuk
keluaran, proses pemakai menempatkan satu baris keluaran pada buffer
dan melanjutkan pemrosesan. Proses tidak perlu suspend kecuali bila
baris kedua dikirim sebelum buffer dikosongkan.
o Mode byte at a
time.
Operasi ini cocok
untuk terminal mode form, dimana tiap ketikan adalah penting dan
untuk peripheral lain seperti sensor dan pengendali.
b. Double buffering.
Peningkatan
dapat dibuat dengan dua buffer sistem.Proses dapat ditransfer ke/dari
satu buffer sementara sistem operasi mengosongkan (atau mengisi)
buffer lain. Teknik ini disebut double buffering atau buffer
swapping. Double buffering menjamin proses tidak menunggu operasi
I/O. Peningkatan ini harus dibayar dengan peningkatan kompleksitas.
Untuk berorientasi aliran karakter, double buffering mempunyai 2 mode
alternatif, yaitu :
o Mode line at a
time.
Proses
pemakai tidak perlu ditunda untuk I/O kecuali proses secepatnya
mengosongkan buffer ganda.
o Mode byte at a
time.
Buffer
ganda tidak memberi keunggulan berarti atas buffer tunggal. Double
buffering mengikuti model producer-consumer.
c. Circular
buffering.
Seharusnya
melembutkan aliran data antara perangkat I/O dan proses. Jika kinerja
proses tertentu menjadi fokus kita, maka kita ingin agar operasi I/O
mengikuti proses. Double buffering tidak mencukupi jika proses
melakukan operasi I/O yang berturutan dengan cepat. Masalah sering
dapat dihindari denga menggunakan lebih dari dua buffer. Ketika lebih
dari dua buffer yang digunakan, kumpulan buffer itu sendiri diacu
sebagai circulat buffer. Tiap bufferindividu adalah satu unit di
circular buffer.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam
sistem komputer manajemen i/o sangat diperlukan karena i/o adalah
sarana user untuk bisa berkomunikasi dengan komputer. Contoh
perangkat i/o seperti keyboard, mice, audio controllers, video
controllers, disk drives, networking ports, dll. Manajemen i/o pun
diperlukan agar user dapat langsung menggunakan perangkat i/o tanpa
harus menginialisasi terlebih dahulu. Oleh karena itu, dalam setiap
system operasi selalu terdapat i/o manajemen.
SUMBER
http://rahmadsmartboy.blogspot.com/2008/10/manajemen-io.html
0 komentar:
Posting Komentar